Roni dan ketiga adiknya mendatangi suatu kamar hotel. Sudah satu minggu Roni membayar orang untuk membuntuti istrinya yang baru saja ia nikahi belum genap dua tahun.
Dalam perjalanan, ketiga adiknya turut emosi dan menyuruh Roni untuk menceraikan istrinya.
Roni adalah seorang pegawai yang bekerja di perusahaan asing. Gajinya tentu saja besar. Dia selalu berpindah-pindah tempat kerja karena mencari salary yang tentunya lebih menjanjikan dari kantor sebelumnya. Maklum lah, Roni lulusan Sarjana terbaik dari salah satu kampus ternama.
Dia bertemu perempuan yang menjadi istrinya sekarang yaitu di tempat hiburan karaoke. Ia seorang Pemandu Lagu. Karena seringnya mereka bertemu, lalu jatuh hati. Orangtua Roni sempat tidak suka padanya karena penampilannya yang seksi. Roni sengaja menanam saham terlebih dahulu dan terpaksa orangtua mereka menikahkan karena sudah berbadan dua.
Bagi Roni, perempuan itu adalah cinta pertamanya. Ia tak melihat perempuan dari pekerjaan atau latar belakang. Di mata Roni, perempuan itu baik, mau bekerja di malam hari untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Setelah menikah, diangkat lah derajat perempuan itu. Roni sangat menyayanginya. Ia mengurus Roni dengan baik hingga anak yang dikandung lahir ke dunia. Seorang bayi laki-laki yang lucu.
Istri Roni ingin bekerja lagi di tempat yang sama hanya untuk membuang jenuh. Sempat Roni tidak setuju tapi akhirnya ia mengalah. Anak ia titipkan orangtua Roni. Mereka tak mempermasalahkan itu.
Setelah 7 tujuh bulan bekerja, istri Roni mulai berubah, selalu minta ijin keluar sendirian walaupun libur kerja. Awalnya tak curiga, tapi setelah dilarang oleh Roni dan mereka bertengkar hebat, sejak itu Roni memutuskan untuk membuntuti istri. Laporan dari orang bayaran sangat mengejutkan Roni. Ia ingin memastikan bukti dengan membuntutinya selama satu minggu.
Selama satu minggu itu, Istrinya berkencan dengan laki-laki yang berbeda dan di berbagai hotel.
Tiba di depan kamar hotel, adiknya mengetuk pintu kamar. Ada seseorang yang membuka pintu dari dalam dan tak lama ketiga adik Roni masuk dan langsung memberikan bogem mentah hingga babak belur pada pria yang membukakan pintu dan pria itu tersungkur. Mereka memukuli pria tersebut secara bergantian.
Dengan mulut berdarah-darah pria itu berkata,
“Apa salah saya? Saya bayar istrimu koq!”
“Dia bini gue.”
“Kenapa kamu ijinkan dia bekerja di tempat karaoke?”
Roni kehilangan kendali dan kembali memukul pria itu. Setelah dirinya kelelahan, Roni mencari istrinya yang ternyata bersembunyi di kamar mandi, tak lama ia keluar. Salah satu adik Roni menghampiri istri Roni dan hendak memukulnya, tapi ditahan oleh Roni.
"Walau bagaimana pun, dia itu ibu kandung dari anakku. Singkirkan tanganmu,” ucap Roni pada adiknya.
Lalu Roni bertanya baik-baik pada istrinya alasan kenapa ia tega berselingkuh darinya dengan wajah memerah menahan emosi.
"Karena aku butuh uang untukku sendiri. Sedangkan kamu? Kerjaan gak tetap, pindah ke sana kemari.”
"Lho, tiap bulan aku kasih kamu uang."
"Itu uang untuk keperluan rumah, susu anak, listrik, belanja. Buat aku mana? Apa kamu gak pernah mikir aku juga butuh uang untuk keperluan pribadi?"
"Kamu bisa minta sama aku, bukan dengan cara seperti ini!!!"
"Mestinya kamu ngerti.”
“Heh, aku bukan paranormal, peramal, bukan cenayang yang bisa baca pikiran orang, pikiran kamu!! Kalau kamu gak ngomong, mana bisa aku tau!!! Mulai sekarang, jangan dekati anakku lagi.”
"Dia itu masih kecil, dia butuh ibunya, butuh aku.”
"Gak, dia gak butuh ibu kayak kamu."
Roni pergi dengan penuh amarah dan mengajak ketiga adiknya untuk pergi.
Istrinya berlari mengejar Roni dan berharap untuk bisa berbicara tentang hak asuh anak. Tapi Roni sudah terlanjur sakit hati. la tetap berjalan walau tangan kanannya di tarik oleh istrinya.
“Kita selesaikan baik-baik, demi anak.”
“Jika kamu berpikir demi anak, gak akan aku lihat dengan mata kepalaku sendiri bahwa kamu selingkuh.”
“Ayok lah, jangan kayak anak kecil gini.”
Roni meninggalkan istrinya dan mereka pergi berlalu tanpa menghiraukan teriakan istri Roni.
Sejak itu istrinya tak pernah bertemu anaknya lagi, padahal anak itu masih berumur 14 bulan. Roni dan orangtuanya yang mengurus anak.
Setiap bulan mantan istrinya berkunjung untuk menemui anaknya, tapi tidak bisa, orangtua Roni melarang dan malah mengusir mantan istrinya.
Sebelumnya Roni sudah mewanti-wanti pada orangtuanya, jika mantan istrinya datang, usir saja. Sebagai orangtua, mereka tak terima dengan apa yang menimpa anak mereka. Mereka menyalahkan Roni yang tak menuruti keinginan orangtua.
Roni menggugat cerai istrinya ke pengadilan. Perceraian begitu alot karena keduanya memakai jasa pengacara. Pengacara istri menuntut nafkah istri dan meminta hak asuh anak. Berbulan-bulan sidang perceraian berlangsung hanya menghabiskan uang saja.
Mantan istri Roni tidak mendapatkan apa-apa, apalagi hak asuh anak jatuh kepada Roni karena Roni bisa membuktikan perselingkuhan istrinya. Berbeda dengan teman Roni di luar negeri, meskipun salah satu bercerai karena selingkuh, hak asuh anak akan tetap jatuh pada ibunya hingga anak dewasa dan bisa memilih dengan siapa anak itu ingin tinggal.
Satu tahun berlalu, mantan istrinya itu berkunjung untuk menemui anaknya lagi.
Orangtua Roni mulai luluh dan mempersilahkan sang mantan untuk menemui anaknya sendiri. Bahagianya mantan istri bisa dekat kembali dengan anak yang pernah ada dalam perutnya selama 9 bulan.
Mantan istri Roni mengajak anaknya untuk membeli makanan dan permen, mereka pamit keluar rumah pada orangtua Roni. Sejak itu mereka tak pernah kembali. Istri Roni membawa anaknya ke rumah. Dan ia berjanji tak akan melepaskan anak yang sudah kembali ke tangannya.
Mantan istri Roni kesal karena tidak pernah diijinkan bertemu dengan anak, hingga ia bersiasat, jika suatu hari ia diijinkan bertemu, ia akan ambil tanpa sepengetahuan orangtua Roni. Ia balas dendam atas perlakuan Roni dan keluarganya yang tak pernah menganggapnya. Setiap datang berkunjung ke rumah orangtua Roni, ia dibiarkan menunggu diluar rumah. Berjam-jam ia menunggu tapi tak seorang pun keluar dari rumah. Orangtua Roni kesal dan sering mengusir mantan istri Roni. Mereka risih melihat mantan istri Roni menunggu di luar berjam-jam dan tak mau pergi.
Betapa sakitnya orangtua Roni kehilangan cucu yang sudah mereka urus. Mendengar orangtuanya menangis, Roni teringat bahwa dirinya juga melarang mantan istri Roni untuk bertemu anak kandung sendiri. Roni menghubungi mantan istrinya dan mengancam jika anak tidak dikembalikan, ia tidak akan memberikan uang untuk anaknya. Istri Roni menyanggupi, uang bisa dicari.
Roni tidak khawatir jika anaknya bersama ibunya. Kali ini, Roni tak bisa menemui anaknya dan orangtua Roni menangis setiap malam teringat cucu. Walaupun dalam kecewa, kenapa mantan istrinya seolah-olah menculik anaknya.