Selama satu tahun, Janda pirang itu tak pernah tersentuh. la membarikade dirinya sendiri dari para laki-laki. la trauma atas kegagalan rumah tangganya. Yang ia bisa lakukan hanyalah menyalakan VPN dan berimajinasi dari tontonan dewasa.
Sempat beberapa laki-laki mendekatinya, tak butuh waktu lama, janda pirang itu mundur dan lebih memilih sendiri.
la tak tau harus bagaimana memulai, bagaimana cara pacaran, ia lupa.
Bagaimana cara Having sex, ia lupa.
la tak mau jika sudah Having sex dengan laki-laki, kemudian laki-laki itu meninggalkannya. Seakan-akan ia ingin selalu mengontrol rasa cintanya agar tidak bucin, ia tak mau karena cinta, ia melupakan segalanya.
Hingga suatu hari ia bertemu dengan bujang
Kuwait. Badannya tinggi besar, ganteng dan berprofesi sebagai dokter gigi.
Janda pirang sangat tertarik padanya.
Mereka berkenalan di jejaring sosial sudah lama hingga si bujang Kuwait memberanikan diri bertemu dengan janda pirang sebelum dia vacation ke Raja Ampat.
Janda pirang kegirangan, bujang Kuwait adalah tipe pria idaman Sang Janda. Hari itu, ia sangat gelisah karena pesawat menuju Indo yang bujang Kuwait tumpangi belum tiba di AirPort Jakarta. Bujang itu tiba di Jakarta malam hari dan menginap di hotel untuk melanjutkan perjalanan ke kota dimana Janda pirang itu tinggal esok hari.
Janda pirang senyumnya melebar melihat langsung fisik dari Si bujang Kuwait. Ia begitu tinggi, bersih, wangi, dan bersahaja. Mereka berbicara dalam bahasa Inggris. Janda pirang nan polos itu mengajak bujang Kuwait berkeliling, memperkenalkan tempat wisata.
Disela- sela perjalanan di tempat wisata itu, mereka istirahat di sebuah gazebo.
Bujang Kuwait mulai berani membelai rambut si janda pirang, memegang tangan, mencium jari jemari si Janda pirang. Si Bujang Kuwait memanggil Janda pirang dengan sebutan “Baby”.
Janda pirang semakin meleleh hatinya,
"no body do like that to me".
Bujang Kuwait tak mampu menahan pesona janda pirang, tak banyak bicara, ia menarik tangan Janda pirang dan menggendongnya lalu mendaratkan ciuman di bibir si Janda ketika suasana tempat wisata sepi. Mereka berwisata ke kebun raya.
Lidahnya begitu lincah membuat Janda pirang tak sadarkan diri. Suhu tubuhnya memanas di tempat wisata yang bercuaca dingin. Adrenaline si janda memuncak.
Janda pirang meminta si bujang Kuwait untuk melepaskan cengkramannya yang kuat.
"It's public area"
Bujang Kuwait melepaskannya dan kembali Berjalan. Melihat sekitar area wisata tampak sepi, ia kembali tiba-tiba menggendong si Janda pirang dan melekatkan tubuhnya di sebuah tembok. Bujang Kuwait begitu hot, membuat si Janda pirang tak mampu menolak apa yang ia lakukan padanya.
Bujang Kuwait memohon pada Janda pirang agar bisa menginap di hotel karena malam sudah mulai tiba.
Dengan CATATAN Janda pirang: mereka tidak satu kamar.
Bujang Kuwait menyanggupinya.
Malam tiba, Bujang Kuwait bersiasat agar Janda pirang tidur satu kamar dengannya.
Bujang Kuwait chat pura-pura mengajak Janda pirang untuk mencari makan nalam. Dia mengetuk pintu kamar Janda pirang dan sayangnya Janda pirang belum siap dan ia mempersilahkan Bujang Kuwait untuk menunggu. Saat Janda pirang sedang berias, bujang itu mendekati dan memeluk Janda pirang Dari belakang. Darah Si Janda Pirang mendidih, resah, dan tak tahu harus berbuat apa. Bujang itu memberikan pelukan yang begitu hangat yang ia tidak dapatkan selama ini.
Terjadilah apa yang mereka inginkan, walaupun awalnya ragu karena size si bujang Kuwait lebih dari size indo pada umumnya. Janda pirang tak mampu menahan, desahannya teredam oleh keperkasaan dan kebesaran si PINK Mamba dari Kuwait.
Rintihan itu berganti menjadi kesakitan.
Apa yang orang gosipkan tentang Ar*b adalah benar adanya. Butuh satu jam untuk menyelesaikan permainan malam itu.
Tubuh Janda pirang di bolak balik, pindah tempat ke tiap penjuru kamar hotel, si bujang Kuwait itu seperti bermain dengan boneka barbie. It's such imagination but it's damn real.
Dalam satu jam itu, si bujang Kuwait hanya mencari bahan agar dia bisa mencapai puncak. Janda Pirang memang bukan sangkar dari Si PINK mamba dari Kuwait, so
PINK mamba hanya bisa berdiri di depan pintu masuk. la tak berani mendobrak pintu masuk yang teramat kecil itu. Segala cara sudah di tempuh bujang Kuwait, tetap saja Janda Pirang itu kesakitan. Ia kasihan pada Janda pirang yang merintih.
Bak mendapatkan perawan, setiap hari si PINK mamba dengan sabar, memakan waktu yang cukup lama, berusaha dan pantang menyerah agar dia bisa masuk. Tapi selalu saja tak membuahkan hasil. Hingga bujang Kuwait mengajak Janda Pirang itu pergi ke Raja Ampat, siapa tau di sana sangkar melebar dan PINK mamba bisa leluasa keluar masuk sangkar. Mereka memutuskan untuk menginap selama satu minggu.
Bujang Kuwait sangat perhatian pada Janda Pirang yang takut pada ketinggian. Di dalam pesawat, tak henti bujang Kuwait merayu, bercerita tentang banyak hal agar ketakutan Janda itu teralihkan. Moment baru bagi Janda Pirang keluar kota bersama pria lain. Ia mendobrak rasa ketakutannya selama ini bahwa masih ada pria lain dimuka bumi ini yang mencintainya dan ia berusaha menikmati setiap perjalanan dengannya.
Tiba di tempat menginap, terbayar sudah lelahnya perjalanan hanya dengan melihat pemandangan yang indah sejauh mata memandang. Mereka menginap di suatu resort yang terdiri dari hanya beberapa bungalow.
Bujang Kuwait sangat pintar memilih tempat menginap, tempat itu begitu alami, bungalow terbuat dari kayu dan berdiri diatas batu karang, jendela dan pintu bungalow menghadap ke laut. Its private resort. Di dalam kamar, mereka melepas lelah, terlihat sunset dari jendala. Serasa bulan madu yang terlewatkan.
Disitu perlahan tapi pasti, Bujang Kuwait mencumbui Janda Pirang. Kali ini Janda Pirang terpukau oleh suasana yang begitu alami dan terasa sangat romantis.
Angin laut sepoi-sepoi seakan menggerayangi tubuh Janda Pirang, ia menggeliat,
terlena.
Bujang Kuwait menuangkan wine ke dalam gelas yang sudah tersedia di samping ranjang yang bernuansa putih. Gorden tipis berwarna putih tersibak angin laut menambah imajinasi mereka menjadi sangat liar. Aroma air asin laut yang segar mewarnai kisah kasih mereka kala itu.
Di dalam pelukan Bujang Kuwait, sambil memegang segelas wine ditangan kanan, Janda Pirang melamun, pikirannya menerawang pada apa yang ia lihat di depan mata. Laut yang begitu tenang, batu karang gelap terlihat, di temani lelaki berbulu, kapan lagi menikmati moment seperti itu.
Janda Pirang perlahan menciumi leher Bujang Kuwait. Selama satu minggu kemarin, Janda Pirang tak pernah aktif, hanya menerima action dari Bujang Kuwait. Masih terasa sakitnya karena terlalu memaksakan PINK mamba untuk masuk.
Terlintas dipikiran Janda Pirang untuk memakai Lubrican dan ia ceritakan itu pada Bujang Kuwait.