Fondasi yang Jujur: Sebelum Membangun Benteng Stoik
Sering kali, ketika kita mencari kedamaian dan ketahanan diri, kita langsung melompat pada Stoikisme. Kita membaca kutipan tentang mengendalikan apa yang bisa dikendalikan, menerima nasib, dan mematikan emosi yang merusak. Kita ingin membangun benteng batin yang kebal terhadap guncangan dunia.
Namun, menumpuk batu kebijaksanaan di atas tanah yang retak dan belum terawat adalah resep kegagalan.
Sebelum Anda mencoba menjadi Stoik, Anda harus jujur tentang fondasi diri Anda. Anda harus menyelami dan memahami apa luka batin yang selama ini Anda coba tutupi, tekan, atau abaikan.
Stoikisme bukanlah topeng untuk menutupi rasa sakit, bukan pula obat instan untuk menghapus trauma. Jika Anda menggunakan konsep "menerima takdir" hanya untuk menghindari rasa sakit akibat pengkhianatan di masa lalu, atau menggunakan "pengendalian diri" sebagai alasan untuk memendam kecemasan yang mendalam—maka Anda tidak sedang berlatih filosofi, Anda sedang melakukan penyangkalan emosional yang canggih.
Luka batin Anda (trauma, penolakan, rasa malu) adalah kunci untuk memahami mengapa reaksi emosional Anda begitu kuat, mengapa Anda begitu mudah dipicu, dan mengapa Anda kesulitan menerima ketidaksempurnaan hidup.
Filosofi tidak bisa menggantikan terapi, dan kebijaksanaan tidak bisa menggantikan proses penyembuhan.
Maka, luangkan waktu:
Kenali: Apa pola reaksi emosional otomatis Anda?
Akui: Apa asal muasal rasa sakit yang paling mengganggu Anda?
Proses: Beri ruang dan validasi pada rasa sakit itu.
Setelah Anda memahami anatomi luka batin Anda—setelah Anda memberikan perhatian dan proses pada rasa sakit masa lalu—barulah Anda bisa mulai memilih prinsip Stoikisme mana yang relevan dan paling membantu.
Comments
Post a Comment