Wishlist & Checkout page is available for premium users Buy Now
المشاركات

ASEAN COMMUNITY 2015 DITINJAU DARI ANALISIS CONICS

ASEAN COMMUNITY 2015 DITINJAU DARI ANALISIS CONICS
Color :
Size :
I.          PENGANTAR

ASEAN Community pada tahun 2015 nantinya menjadi babak baru bagi perkembangan pada tiga sektor, antara lain disektor Perekonomian, Keamanan, dan Sosial Budaya antar negara anggota ASEAN. Negara-negara khususnya di kawasan Asia Tenggara memberikan harapan akan prospek dan peluang bagi kerjasama Ekonomi, Keamanan dan Sosial Budaya antar kawasan dalam skala yang lebih menakjubkan lagi. Hal ini tentunya membutuhkan persiapan serta pertimbangan strategis atas berbagai fakta kondisi ketiga sektor tersebut dan perlunya strategi khusus bagi negara-negara tersebut untuk terus memacu keaktifan perekonomian domestiknya agar maju sejajar.
Percepatan pembentukan Komunitas ASEAN dari 2020 menjadi 2015, disepakati oleh para Kepala Negara Asean pada KTT ke- 12 ASEAN. Untuk memfokuskan komunitas ASEAN yang berorientasi pada masyarakat tentu pemerintah harus mengenalkan ASEAN terlebih dahulu. Jika diibaratkan sebagai Sales Promotion Girl atau SPG, pemerintah harus tahu produk apa yang akan dipasarkan atau ditawarkan pada masyarakat. Bagaimana masyarakat memilih suatu produk jika mereka tidak mengenal produk tersebut. Bagaimana masyarakat mau berpartisipasi memajukan berbagai sektor jika tidak mengerti maksud dan tujuaanya.
Maka dari itu dalam karya ilmiah ini saya akan sedikit mengupas sejarah dan tujuan ASEAN. Agar masyarakat lebih paham dan lebih luas pemahaman mengenai wawasan kebangsaan.
 
LATAR BELAKANG ASEAN

Indonesia menganut politik luar negeri bebas aktif. Dalam hubungannya dengan pelaksanaan politik tersebut salah satunya Indonesia aktif melakukan kerjasama dengan negara-negara lain. Dalam melakukan kerjasama ini ada yang berbentuk suatu wadah kerjasama. Ada beberapa contoh bentuk atau wadah kerjasama bagi Indonesia yang perlu kita ketahui adalah ASEAN.
ASEAN merupakan bentuk perhimpunan kerjasama negara-negara Asia Tenggara yang berdirinya dilatar belakangi adanya berbagai persamaan bagi negara-negara Asia Tenggara. Unsur-unsur persamaan itu meliputi:
1. Persamaan keadaan alam atau geografis.
2. Persamaan dasar-dasar kebudayaan
3. Persamaan senasib.
Kalau dilihat dari segi kebudayaan, kawasan Asia Tenggara sama-sama merupakan satu rumpun bahasa Melayu - Austronesia. Ini merupakan unsur budaya yang ada di daerah-daerah Asia Tenggara sehingga bahasa pada saat itu bisa menjadi tali pengikat. Selain itu bangsa-bangsa di Asia Tenggara kebanyakan mengalami masa penjajahan. Justru situasi inilah yang membuka rasa yang sama, sama-sama dijajah dan sama-sama ingin merdeka.
Beberapa persamaan di atas itulah yang telah ikut mendorong munculnya rasa solidaritas bagi bangsa-bangsa di Asia Tenggara dan sebagai bukti adanya rasa kebersamaan dan rasa solidaritas itu maka dibentuklah ASEAN.
II.1      Keanggotaan ASEAN
ASEAN kependekan dari Association of South East Asian Nations juga dapat dinamakan Perhimpunan Bangsa-bangsa Asia Tenggara. ASEAN didirikan berdasarkan Deklarasi Bangkok pada tanggal 8 Agustus 1967. Deklarasi Bangkok ini ditandatangani oleh 5 menteri luar negeri negara-negara di Asia Tenggara, yaitu:
·         Adam Malik                : Menlu Indonesia
·         S. Rajaratnam              : Menlu Singapura
·         Tun Abdul Razak        : Menlu Malaysia
·         Narsico Ramos            : Menlu Filipina
·         Thanant Koman          : Menlu Thailand/Muangthai.
Negara-negara yang menandatangani Deklarasi Bangkok itu secara resmi langsung menjadi anggota ASEAN. Jadi anggota ASEAN itu semula ada 5 kemudian pada tanggal 7 Januari 1984 keanggotaan ini bertambah satu negara lagi, yakni Brunei Darussalam.
Seiring berjalannya waktu, negara anggota ASEAN sedikit demi sedikit telah bertambah. Hingga saat ini keanggotaan ASEAN mencapai 10 negara. Sepuluh negara anggota ASEAN tersebut adalah :
·         Indonesia
·         Malaysia
·         Singapura
·         Thailand
·         Filipina
·         Brunei Darussalam
·         Vietnam
·         Laos
·         Myanmar dan Kamboja
II.2      Tujuan ASEAN
 ASEAN merupakan badan kerja sama di bidang ekonomi, sosial, budaya. Bukan merupakan organisasi kerja sama militer. Sehubungan dengan ini maka tujuan ASEAN itu adalah sebagai berikut:
·         Mempercepat pertumbuhan ekonomi, kemajuan sosial dan perkembangan kebudayaan di negara-negara Asia Tenggara.
·         Memajukan stabilitas dan perdamaian regional Asia Tanggara.
·         Memajukan kerjasama dan saling membantu di antara negara-negara ASEAN di bidang ekonomi, sosial, budaya, ilmu pengetahuan, teknik dan administrasi.
·         Menyediakan bantuan satu sama lain dalam bentuk fasilitas latihan dan penelitian.
·         Kerja sama yang lebih besar dalam bidang pertanian, industri, perdagangan, pengangkutan dan komunikasi.
·         Memajukan studi-studi masalah Asia Tenggara. 
II.3      Prinsip Utama ASEAN
Prinsip-prinsip utama ASEAN adalah sebagai berikut:
·         Menghormati kemerdekaan, kedaulatan, kesamaan, integritas wilayah nasional, dan identitas nasional setiap negara
·         Hak untuk setiap negara untuk memimpin kehadiran nasional bebas daripada campur tangan dan intervensi pihak luar.
·         Tidak mencampuri urusan dalam negeri sesama negara anggota
·         Penyelesaian perbedaan atau perdebatan dengan damai
·         Menolak penggunaan kekuatan yang mematikan
·         Kerja sama efektif antara anggota
III.       KOMUNITAS ASEAN
Mengikuti atau masuk pada sebuah komunitas adalah bukan hal mudah. Perlunya pemahaman dan kesiapan dalam menghadapi resiko-resiko yang akan dihadapi nantinya. Masyarakat Indonesia yang sekarang berjumlah kurang lebih 250 juta jiwa harus mengetahui apa dan bagaimana komunitas ASEAN itu sendiri. Keuntungan dan dampak negatif apa yang akan timbul kelak.
Pembentukan komunitas ASEAN ini bermaksud untuk meningkatkan kerjasama antar negara dalam ruang lingkup yang lebih luas lagi serta lebih meningkatkan pertumbuhan ekonomi berbasis pada 3 pilar.
III. Pilar Komunitas Asean
Komunitas ASEAN 2015 terbagi dalam 3 pilar, yaitu: Komunitas Keamanan ASEAN, Komunitas Ekonomi ASEAN dan Komunitas Sosial Budaya ASEAN.
1. Komunitas Keamanan ASEAN
Komunitas Keamanan ASEAN merupakan sebuah pilar yang fundamental dari komitmen ASEAN dalam mewujudkan Komunitas ASEAN. Pembentukan Komunitas Keamanan ASEAN akan memperkuat ketahanan kawasan dan mendukung penyelesaian konflik secara damai. Terciptanya perdamaian dan stabilitas di kawasan akan menjadi modal bagi proses pembangunan ekonomi dan sosial budaya masyarakat ASEAN.
Beberapa pencapaian penting yang diraih oleh pilar Komunitas Politik dan Keamanan ASEAN selama kepemimpinan Indonesia, antara lain:
1.         Pembentukan ASEAN Institute for Peace and Reconciliation (AIPR) sesuai kesepakatan pada Piagam ASEAN dan berpedoman pada Treaty of Amity and Cooperation (TAC) yang akan berfungsi untuk melakukan kajian terhadap kerjasama ASEAN dan berkontribusi kepada perdamaian dan rekonsiliasi di kawasan.
2.         Diadopsinya Declaration on the Conduct of Parties in the South China Sea (DOC) pada Pertemuan ke-44 Menteri Luar Negeri ASEAN setelah lebih dari 6 (enam) tahun pembahasan. Dengan diadopsinya DOC tersebut tentunya akan menciptakan suasana yang mengarah pada terjaminnya stabilitas politik dan keamanan di kawasan Asia Tenggara, diutamakannya dialog dan konsultasi, pelaksanaan proyek bersama yang saling menguntungkan dan membentuk confidence building measures.
3.         ASEAN Regional Forum (ARF) yang melibatkan negara-negara ASEAN dan beberapa negara di sekitar kawasan Asia Tenggara telah berhasil memberikan situasi yang kondusif bagi negara-negara yang bersitegang untuk melakukan dialog seperti Republik Korea dan Republik Demokratik Rakyat Korea untuk saling bertemu membahas masalah Semenanjung Korea.
4.         Setelah melalui perundingan selama 10 tahun, pada akhirnya telah dicapai kesepakatan untuk melakukan konsultasi langsung antara ASEAN dengan negara-negara pemilik senjata nuklir untuk membahas aksesi negara-negara pemilik senjata nuklir ke dalam Treaty of Southeast Asia Nuclear Weapon-Free Zone (SEANWFZ).
5.         Terkait kerja sama pertahanan dan keamanan, ASEAN telah lebih meningkatkan keterbukaan diantara negara anggotanya dengan berhasil memfinalisasi format standar ASEAN Security Outlook (ASO). ASO akan  sebagai media  tentang kondisi kerjasama keamanan ASEAN. Di samping itu ASEAN khususnya di bawah kerja sama Para Menteri Pertahanan ASEAN telah menyepakati untuk mengambil inisiatif mengembangkan kolaborasi di bidang industri pertahanan dan membentuk ASEAN Peacekeeping Centres Network.
6.         ASEAN juga telah mencapai kemajuan di bidang kerja sama pemberantasan kejahatan lintas negara antara lain diberlakukannya ASEAN Convention on Counter Terrorism (ACCT) tanggal 27 Mei 2011. Kerja sama yang menjadi prioritas antara lain pemberantasan terorisme, perdagangan manusia (trafficking in person), pemberantas gelap narkoba (illicit drug trafficking), pencucian uang (money laundering) dan kejahatan dunia maya (cyber crime).
7.         ASEAN kiranya semakin memperkuat kerjasama dalam menyikapi tantangan-tantangan ke depan. Beberapa isu yang dapat menjadi perhatian adalah penanganan bencana alam dan kerjasama maritim. ASEAN Maritime Forum kiranya dapat dimanfaatkan untuk mensinergikan pembahasan isu maritim. Penanganan bencana alam dengan adanya AHA Center dapat semakin baik dalam koordinasi.
2. Komunitas Ekonomi ASEAN
Kerjasama ekonomi ASEAN dimulai dengan disahkannya Deklarasi Bangkok tahun 1967 yang bertujuan untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi, kemajuan sosial dan pengembangan budaya. Dalam perkembangannya, kerjasama ekonomi ASEAN mengarah kepada pembentukan Komunitas Ekonomi ASEAN yang pelaksanaannya berjalan relatif lebih cepat dibandingkan dengan kerjasama di bidang politik-keamanan dan sosial budaya.
KTT ke- 9 ASEAN di Bali tahun 2003 menghasilkan Bali Concord II yang menegaskan bahwa Komunitas Ekonomi ASEAN (AEC – Asean Economic Community) akan diarahkan kepada pembentukan sebuah integrasi ekonomi kawasan. Pembentukan biaya transaksi perdagangan, memperbaiki fasilitas perdagangan dan bisnis, serta meningkatkan daya saing sektor UKM. Disamping itu, pembentukan AEC juga akan memberikan kemudahan dan peningkatan akses pasar intra- ASEAN serta meningkatkan transparansi dan mempercepat penyesuaian peraturan- peraturan dan standarisasi domestik.
Kerjasama dibidang ekonomi yang telah dilakukan adalah :
·         Membuka pusat promosi ASEAN dibidang perdagangan, investasi dan pariwisata.
·         Menyediakan cadangan pangan ASEAN terutama beras.
·         Membentuk kerjasama dibidang Koperasi ASEAN.
·         Membentuk komite Negara-negara penghasil minyak bumi ASEAN.
·         Membentuk kerjasama pengelolaan barang sejenis seperti karet alam dan kopra.
·         Mendirikan AFTA (  Asean Free Trade Area ) ; penurunan tariff dan penghapusan hambatan non tariff dalam perdagangan yang dimulai pada tahun 2002.
3. Komunitas Sosial Budaya ASEAN
Kerjasama di bidang sosial- budaya menjadi salah satu titik tolak utama untuk meningkatkan integrasi ASEAN melalui terciptanya “a caring and sharing community”, yaitu sebuah masyarakat ASEAN yang saling peduli dan berbagi. Kerjasama sosial-budaya mencakup kerjasama di bidang kepemudaan, wanita, kepegawaian, penerangan, kebudayaan, pendidikan, ilmu pengetahuan dan teknologi, lingkungan hidup, penanggulangan bencana alam, kesehatan, pembangunan sosial, pengentasan kemiskinan, dan ketenagakerjaan serta Yayasan ASEAN.
Kerjasama dibidang sosial budaya yang telah dilakukan adalah :
·         Pencegahan narkoba dan penanggulangannya.
·         Penanggulangan bencana alam.
·         Perlindungan terhadap anak cacat.
·         Pemerataan kesejahteraan social masyarakat.
·         Pertukaran materi pelajaran dan pertukaran mahasiswa.
·         Pemberantasan buta huruf.
·         Pertukaran program acara televisi
·         Temu karya pemuda ASEAN dan Festival lagu ASEAN
Jika sebelumnya kita lebih mengenal Analisis SWOT, kali ini saya ingin memperkenalkan Analisis CONICS karya anak bangsa yaitu dicetuskan oleh Prof.Dr. Laurence Adolf Manullang. CONICS adalah singkatan dari :
 C        ( Capitalize ) opportunities, yakni peluang yang terbuka harus segera dikapitalisasikan;
Sebagai salah satu anggota ASEAN ada baiknya kita melihat peluang-peluang bisnis antar negara anggota ASEAN karena negara Indonesia kaya akan sumber daya alam sehingga bisa dimaksimalkan untuk kepentingan rakyat indonesia. Lebihnya di ekspor pada negara yang membutuhkan sumber daya alam negara Indonesia. Peluang pluang yang dapat dikapitalisasikan seperti :
·         Dengan mengelola SDA dengan baik oleh pemerintah dan masyarakat Indonesia tentunya akan menghasilkan produksi yang maksimal.
·         Keanekaragaman budaya dapat dimaksimalkan dengan mempatenkan berbagai budaya kemudian go publik.
·         Tradisi-tradisi leluhur dapat dikembangkan pada sektor pariwisata.  
·         Indonesia yang sebagian besar adalah lautan merupakan faktor yang dapat dikapitalisasikan dengan menjaga, melestarikan, dikelola dengan baik serta memanfaatkan hasil bumi  yang terkandung didalamnya.
O         ( Overcome ) obstacles, yakni setiap saat manajemen harus menanggulangi gangguan yang timbul;
Dalam setiap perdagangan pasti ada untung rugi. Apalagi dalam perdagangan bebas antar negara. Yang menjadi gangguan adalah semakin bebasnya negara lain keluar masuk negara Indonesia. Akan ada gangguan stabilitas nasional seperti kesenjangan sosial, karena negara lain ada yang lebih makmur dari Indonesia. Gangguan lainnya adalah masuknya budaya-budaya luar yang tentunya harus disaring oleh masyarakat Indonesia.
Seperti Cina, banyak sekali pendatang dari Cina yang sekarang mendominasi sebagian sektor perekonomian Indonesia. Mereka telah mempersiapkan berbagai kemungkinan dalam melakukan perdagangan bebas. Produk Cina sekarang mendominasi pasar dengan harga murah.
Kemudian hal yang tak kalah penting adalah dibuat aturan-aturan bagi pendatang dari luar, ditata sedemikian rupa untuk mencegah dan menghindari konflik. Karena tidak menutup kemungkinan ketika program sudah berjalan terjadi konflik karena berbagai macam hal.
            N         ( Neutralize ) Threat, menetraliser ancaman yang datangnya dari luar (Terlalu mahal bilamana manajemen ingin mengeliminasi ancaman itu, makanya cukup dinetraliser saja);
Ancaman-ancaman yang timbul akibat perdagangan bebas yaitu pasar tradional akan tergeser oleh pasar modern seperti sekarang sudah marak bermunculan market modern dengan fasilitas lengkap karena semakin hari masyarakat semakin konsumtif dan semakin bergengsi. Terkadang masyarakat malas untuk pergi ke pasar tradisional. Sedangkan pasar tradisional adalah lahan mencari nafkah masyarakat yang bertaraf ekonomi menengah. Bagaimana nanti mempertahankan daya jual mereka ditengah maraknya pasar modern yang akan semakin bebas? Industri manufaktur yang tidak bisa mengikuti perkembangan jaman akan tertinggal bahkan sampai merugi jika. Agar masyarakat industri manufaktur dapat bersaing yaitu dengan memberikan pelatihan agar tak kalah model, design ataupun pemasarannya lebih ditingkatkan dengan melalui internet
I           ( Improve ) positive performance, jangan puas terhadap kinerja positif yang digapai. Namun harus ditingkatkan;
Sumber daya alam adalah aset negara Indonesia yang tak terhingga nilainya. Untuk itu perlu diberdayakan kembali. Perlu dikelola oleh tangan-tangan jujur yang mengatasnamakan rakyat Indonesia dan hasilnya sebesar-besarnya untuk warga Indonesia. Jika semua dikelola dengan baik, bukan hal yang mustahil Indonesia akan menjadi negara termakmur diantara negara anggota ASEAN.
Pengelolaan yang baik oleh Sumber Daya Manusia yang handal, seperti menciptakan berbagai inovasi mengikuti perkembangan jaman. SDM negara indonesia dituntut untuk lebih open minded terhadap pengaruh-pengaruh buruk dan segera mengatasinya. Peningkatan SDM itu dapat dilakukan salah satunya lewat standarisasi pelatihan dan kompetensi kerja.
C ( correct ) weakness, memperbaiki kelemahan dengan mengadakan introspeksi mana kelemahan yang harus diluruskan;
Banyak pengusaha kecil yang minim modal dan minim Sumber Daya Manusia. Untuk itu pemerintah untuk cepat tanggap dalam mengatasi masalah modal. Dengan cara mengumpulkan kepala daerah  untuk mengetahui potensi-potensi besar didaerah yang belum terjamah. Karena Indonesia ini bukan Negara kecil, disetiap pulau pasti ada penduduknya. Namun terkadang pemerintah enggan untuk menjamah karena lokasi daerah  yang sangat jauh dan terpencil. Rakyat Indonesia belum menyadari bahwa dirinya mampu untuk melakukan yang terbaik untuk negara. Pemerintah sedikitnya harus memberikan pelatihan agar menghasilkan SDM yang handal dan mampu bersaing. Sehingga SDM warga indonesia semakin siap dan matang dalam perencanaan dan aktualisasi.
dan
 S ( Solve ) problems, jangan dibiarkan masalah berkembang tetapi harus diselesaikan segera mungkin. Untuk itu manajemen resiko sangat dibutuhkan. Sebelum melangkah diperhatikan dampak baik dan buruk lalu beraksi untuk menuntaskan permasalahan yang akan timbul. Atau dengan cara meminimalisir resiko.
V.        KESIMPULAN DAN SARAN
Kurangnya informasi masyarakat mengenai komunitas ASEAN tahun 2015 menjadi tantangan dan harus segera disosialisasikan. Tidak usah dengan materi yang rumit tapi dengan materi ringan agar masyarakat cepat menangkap isi dari apa yang  disosialisasikan. Dimulai dari memanfaatkan jejaring sosial. Indonesia sebagai negara dengan jumlah pengguna internet dan sosial media terbesar di dunia memiliki peran yang sangat penting untuk mensosialisaskan pembentukan Komunitas ASEAN 2015 dalam dua tahun terakhir ini.
Peranan sosial media terutama dalam membangun people-to-people connectivity, terutama peran kalangan muda, perempuan serta pengusaha. Ditekankan pula bahwa para pengguna internet selayaknya menyebarkan energi positif dan optimisme dalam mengantisipasi pembentukan ASEAN Community 2015. 
Bentuk komunitas mengenai ASEAN kemudian kita akan mengetahui bagaimana respon masyarakat. Bisa melalui facebook, twitter ataupun blog.  Bloggers dapat membangun diskusi dan membagi opini mengenai tiga pilar ASEAN; seperti dalam pilar Politik dan Keamanan, dapat membangun kampanye anti perdagangan manusia; dalam pilar Ekonomi dan UKM, membantu promosi desain produk barang Indonesia; dan dalam pilar Sosial Budaya dapat membangun kampanye anti-narkoba dan promosi lingkungan hidup. Atau melakukan sosialisasi dengan :
·         Melalui kurikulum pendidikan tingkat menengah pertama, menengah umum hingga perguruan tinggi tentunya dengan bobot materi yang berbeda.
·         Bekerja sama dengan salah satu penerbit buku untuk mencetak banyak mengenai komunitas ASEAN dengan harga terjangkau.
·         Atau dengan sosialisasi pada seluruh bupati agar mampu disampaikan kepada masyarakat yang dipimpinnya.
Bagi industri manufaktur atau home industri lokal masyarakat yang kurang mampu, setidaknya pemerintah memberikan pengetahuan bagaimana meningkatkan produksi rumahan yang sudah dibangun agar mampu bersaing dipangsa pasar global. Karena dengan perdagangan bebas, pasar tradisional dan home industri lokal akan terancam. Masyarakat sekarang lebih berpikir praktis dan tidak mau ribet. Maka dari itu harus disiasati agar home industri atau pasar tradisional tetap dan mampu bersaing. Namun pemerintah daerah kebanyakan lebih memilih dan memberikan ijin pendirian seperti mall, pasar swalayan modern ketimbang mempertahankan pasar tradisional. Karena mungkin lebih banyak pemasukan dari mall dan pasar swalayan modern ketimbang pemasukan dari pasar tradisional.
Semua tergantung pada pemerintah, bagaimana mengatasi permasalahan tersebut. Mau mengikuti pasar global atau memberikan pengetahuan kepada para pelaku home industri.

إرسال تعليق

Message via WhatsApp

Send instant messages & product details through Whatsapp.

Money Back

If goods have problem we'll return your good.

24/7 Support

Our dedicated support is available to help you.