JAGUNG
Dikisahkan seorang pria kebingungan
karena menjadi pengangguran selama 10 tahun. Menghidupi diri sendiri saja sulit
apalagi membantu orangtua dan saudara-saudaranya, ia tak mampu. Putus asa yang
menimpanya membuat ia stress tak terkira. Berbagai macam cara ia lakukan namun
tidak ada hasil. Ia terus berdoa tapi berdoa saja tidak cukup jika ia tidak
melakukan sesuatu hal.
Suatu hari ia bertemu seorang petani
yang sedang berkebun jagung. Hasil panen jagungnya sangat manis hingga terkenal
didaerahnya. Lalu ia menghampiri petani itu dan bertanya banyak hal mengenai
jagung. Setelah berbincang lama, ia baru menyadari bahwa jagung yang petani itu
hasilkan ternyata berukuran standar. Kemudian muncullah ide cemerlang
dibenaknya. Ia bertanya kepada petani itu kenapa hasil panen jagungnya
berukuran sama rata. Petani tersebut berdalih tidak mengerti ilmu bercocok
tanam. Yang ia tahu hanyalah menanam bibit jagung kemudian ia rawat dengan baik
hingga menghasilkan panen. Pria itu terheran bagaimana bisa petani tersebut
hanya mengandalkan ilmu yang ia tahu saja tanpa berpikir melakukan terobosan
baru. Karena pria itu bercerita pada petani bahwa ia seorang pengangguran,
petani tersebut menawarkan kerjasama pada pria itu. Jika pria itu bisa membuat
panen jagungnya lebih besar dari sebelumnya, petani tersebut rela membagi hasil
panen setengahnya pada pria itu. Si pria sangat gembira karena merasa diberikan
peluang untuk ia bekerja. Sejak itu ia sangat giat membaca buku dan bertukar
pikiran dengan para petani didaerahnya. Kemudian ia mencoba mempraktekkan apa
yang ia ketahui pada kebun jagung petani yang tempo hari memberikan tawaran
kerjasama. Dan hasilnya tetap sama. Panen yang dihasilkan ukurannya tidak
berubah.
Pria itu bingung, bagaimana bisa
sama? Padahal ia sudah mencoba memberikan yang terbaik yang ia ketahui. Ia tak
patah arang, terus mencoba kembali pada penanaman jagung periode kedua.
Berbulan-bulan ia rawat bersama-sama petani jagung dan hasilnya sama seperti
yang pertama. Tetap tidak bisa menghasilkan yang lebih baik dari itu.
Ia menyerah juga. Tidak mau
melanjutkan eksperimennya. Kembali ia dalam keputus asaan. Apa yang harus ia
perbuat untuk ia dapat menghasilkan uang.
Suatu hari ketika ia sedang
membersihkan pekarangan rumah, ada seorang kakek tua yang berniat menanyakan
alamat. Karena ia merasa iba pada kakek tua, ia menawarkan untuk istirahat
sejenak dirumahnya kemudian kakek tua itu menerima tawarannya.
Kakek tua sangat enak diajak bicara
sehingga membuat pria itu berani menceritakan tentang keputusasaannya. Kakek
tua dengan seksama mendengarkan kisahnya. Ia berusaha mendengarkan tanpa
berkomentar terlebih dahulu.
Setelah ia selesai menceritakan
kisahnya, kakek tua hanya sedikit memberikan bimbingan.
"Coba kamu pergi kebelakang
mesjid yang jaraknya 18km dari sini. Ada satu mesjid cat pagar warna coklat,
dibelakangnya ada kebun jagung. Saya dengar panen jagungnya bagus-bagus"
ucap kakek tua.
Mendengar bimbingan kakek tua, pria
itu gembira sekali. Ia merasa ada peluang kembali untuk bereksperimen dan
memulai kerjasama lagi dengan petani jagung super.
Setelah lama saling bercerita, kakek
tua pun pamit. Lalu meneruskan perjalanannya. Sedangkan pria itu bergegas
meneruskan bersih-bersih pekarangan kemudian berencana pergi ke mesjid yang
disebutkan kakek tua tadi.
Dalam perjalanan menuju mesjid, ia
sesekali tersenyum sendiri. Mengingat kesempatannya untuk menghasilkan uang.
Padahal jarak 18km bukan jarak dekat, tapi ia optimis dan terus berjalan kaki.
Setelah menempuh perjalanan selama 3jam, sampailah ia di tempat yang dituju.
Karena hanya ada satu masjid yang terlihat jadi tidaklah sulit untuk mencari.
Sejenak ia melepas lelah karena berjalan kaki. Setelah itu ia berjalan ke
belakang masjid. Nampak kebun jagung yang begitu luas. Raut gembira terlihat diwajahnya.
Ia tengok kanan kiri mencari siapa petani yang mengurus kebun jagung tersebut.
Muncullah seorang lelaki separuh baya
keluar dari kebun jagung. Lelaki separuh baya itu langsung menghampirinya. Ia
tak basi basi terlebih dahulu, langsung bercerita mengenai dirinya yang sedang
mencari informasi mengenai bagaimana trik menanam jagung super.
Lelaki separuh baya hanya memperbolehkan pria itu mengambil
jagung yang paling besar agar dapat dijadikan bibit untuk ditanam kembali.
Dengan senang hati pria itu bergegas mendekati kebun jagung. Ia memulai
pencarian.
Dibarisan pertama pohon jagung, ia
lihat jagung yang besar kemudian mendekati pohon jagung tersebut. Ia mulai
memegang dan mulai membandingkan dengan jagung yang ada disekitarnya ternyata
memang jagung itu paling besar. Tapi dia tidak petik karena ia berharap masih
ada jagung yang lebih besar lagi, mengingat kebun jagungnya sangat luas.
Ia pun berjalan kedalam dan terus
mencari, memutari lahan jagung. Setelah satu jam mencari ia tidak mendapatkan jagung
yang lebih besar dari yang pertama. Kembalilah pria itu ke barisan paling depan
untuk memetik jagungnya. Alhasil jagung yang pertama ia lihat sudah dipetik
orang.
Dalam kisah ini pria tersebut
mempunyai sifat yang idealis dan merasa diri paling pintar. Sehingga ia tidak
mau melakukan hal kecil. Ia ingin hal yang berbeda dari oranglain. Tapi tidak
sesuai dengan kemampuannya. Sebenarnya kebun jagung super yang panennya sama
rata, merupakan kebun jagung yang menghasilkan jagung kualitas super, baik dari
rasa manisnya ataupun dari besarnya. Pria itu menganggap panen jagungnya bukan
kualitas super karena melihat hasil panen yang ukurannya sama rata. Padahal
kebun jagung itu jelas-jelas kebun jagung kualitas super.
Ia tidak bisa membaca situasi. Yang
ia lihat dan yang ada dikepalanya hanyalah inovasi, ingin berbeda dari yang
sebelumnya. Mempunyai sifat idealis dan ingin berinovasi dalam segala hal
sangatlah baik. Tapi harus ditunjang dengan keahlian, pengalaman, pintar
membaca situasi dan pintar mengambil kesempatan.
Selama 10 tahun tidak bekerja, bukan
karena tidak ada pekerjaan. Tapi dia tidak mau memulainya dari hal kecil.
ليست هناك تعليقات:
إرسال تعليق