الخميس، 12 سبتمبر 2013

CERPEN JAGUNG



JAGUNG

Dikisahkan seorang pria kebingungan karena menjadi pengangguran selama 10 tahun. Menghidupi diri sendiri saja sulit apalagi membantu orangtua dan saudara-saudaranya, ia tak mampu. Putus asa yang menimpanya membuat ia stress tak terkira. Berbagai macam cara ia lakukan namun tidak ada hasil. Ia terus berdoa tapi berdoa saja tidak cukup jika ia tidak melakukan sesuatu hal.
Suatu hari ia bertemu seorang petani yang sedang berkebun jagung. Hasil panen jagungnya sangat manis hingga terkenal didaerahnya. Lalu ia menghampiri petani itu dan bertanya banyak hal mengenai jagung. Setelah berbincang lama, ia baru menyadari bahwa jagung yang petani itu hasilkan ternyata berukuran standar. Kemudian muncullah ide cemerlang dibenaknya. Ia bertanya kepada petani itu kenapa hasil panen jagungnya berukuran sama rata. Petani tersebut berdalih tidak mengerti ilmu bercocok tanam. Yang ia tahu hanyalah menanam bibit jagung kemudian ia rawat dengan baik hingga menghasilkan panen. Pria itu terheran bagaimana bisa petani tersebut hanya mengandalkan ilmu yang ia tahu saja tanpa berpikir melakukan terobosan baru. Karena pria itu bercerita pada petani bahwa ia seorang pengangguran, petani tersebut menawarkan kerjasama pada pria itu. Jika pria itu bisa membuat panen jagungnya lebih besar dari sebelumnya, petani tersebut rela membagi hasil panen setengahnya pada pria itu. Si pria sangat gembira karena merasa diberikan peluang untuk ia bekerja. Sejak itu ia sangat giat membaca buku dan bertukar pikiran dengan para petani didaerahnya. Kemudian ia mencoba mempraktekkan apa yang ia ketahui pada kebun jagung petani yang tempo hari memberikan tawaran kerjasama. Dan hasilnya tetap sama. Panen yang dihasilkan ukurannya tidak berubah.
Pria itu bingung, bagaimana bisa sama? Padahal ia sudah mencoba memberikan yang terbaik yang ia ketahui. Ia tak patah arang, terus mencoba kembali pada penanaman jagung periode kedua. Berbulan-bulan ia rawat bersama-sama petani jagung dan hasilnya sama seperti yang pertama. Tetap tidak bisa menghasilkan yang lebih baik dari itu.
Ia menyerah juga. Tidak mau melanjutkan eksperimennya. Kembali ia dalam keputus asaan. Apa yang harus ia perbuat untuk ia dapat menghasilkan uang.
Suatu hari ketika ia sedang membersihkan pekarangan rumah, ada seorang kakek tua yang berniat menanyakan alamat. Karena ia merasa iba pada kakek tua, ia menawarkan untuk istirahat sejenak dirumahnya kemudian kakek tua itu menerima tawarannya.
Kakek tua sangat enak diajak bicara sehingga membuat pria itu berani menceritakan tentang keputusasaannya. Kakek tua dengan seksama mendengarkan kisahnya. Ia berusaha mendengarkan tanpa berkomentar terlebih dahulu.
Setelah ia selesai menceritakan kisahnya, kakek tua hanya sedikit memberikan bimbingan.
"Coba kamu pergi kebelakang mesjid yang jaraknya 18km dari sini. Ada satu mesjid cat pagar warna coklat, dibelakangnya ada kebun jagung. Saya dengar panen jagungnya bagus-bagus" ucap kakek tua.
Mendengar bimbingan kakek tua, pria itu gembira sekali. Ia merasa ada peluang kembali untuk bereksperimen dan memulai kerjasama lagi dengan petani jagung super.
Setelah lama saling bercerita, kakek tua pun pamit. Lalu meneruskan perjalanannya. Sedangkan pria itu bergegas meneruskan bersih-bersih pekarangan kemudian berencana pergi ke mesjid yang disebutkan kakek tua tadi.
Dalam perjalanan menuju mesjid, ia sesekali tersenyum sendiri. Mengingat kesempatannya untuk menghasilkan uang. Padahal jarak 18km bukan jarak dekat, tapi ia optimis dan terus berjalan kaki. Setelah menempuh perjalanan selama 3jam, sampailah ia di tempat yang dituju. Karena hanya ada satu masjid yang terlihat jadi tidaklah sulit untuk mencari. Sejenak ia melepas lelah karena berjalan kaki. Setelah itu ia berjalan ke belakang masjid. Nampak kebun jagung yang begitu luas. Raut gembira terlihat diwajahnya. Ia tengok kanan kiri mencari siapa petani yang mengurus kebun jagung tersebut.
Muncullah seorang lelaki separuh baya keluar dari kebun jagung. Lelaki separuh baya itu langsung menghampirinya. Ia tak basi basi terlebih dahulu, langsung bercerita mengenai dirinya yang sedang mencari informasi mengenai bagaimana trik menanam jagung super.
Lelaki separuh baya  hanya memperbolehkan pria itu mengambil jagung yang paling besar agar dapat dijadikan bibit untuk ditanam kembali. Dengan senang hati pria itu bergegas mendekati kebun jagung. Ia memulai pencarian.
Dibarisan pertama pohon jagung, ia lihat jagung yang besar kemudian mendekati pohon jagung tersebut. Ia mulai memegang dan mulai membandingkan dengan jagung yang ada disekitarnya ternyata memang jagung itu paling besar. Tapi dia tidak petik karena ia berharap masih ada jagung yang lebih besar lagi, mengingat kebun jagungnya sangat luas.
Ia pun berjalan kedalam dan terus mencari, memutari lahan jagung. Setelah satu jam mencari ia tidak mendapatkan jagung yang lebih besar dari yang pertama. Kembalilah pria itu ke barisan paling depan untuk memetik jagungnya. Alhasil jagung yang pertama ia lihat sudah dipetik orang.
Dalam kisah ini pria tersebut mempunyai sifat yang idealis dan merasa diri paling pintar. Sehingga ia tidak mau melakukan hal kecil. Ia ingin hal yang berbeda dari oranglain. Tapi tidak sesuai dengan kemampuannya. Sebenarnya kebun jagung super yang panennya sama rata, merupakan kebun jagung yang menghasilkan jagung kualitas super, baik dari rasa manisnya ataupun dari besarnya. Pria itu menganggap panen jagungnya bukan kualitas super karena melihat hasil panen yang ukurannya sama rata. Padahal kebun jagung itu jelas-jelas kebun jagung kualitas super.
Ia tidak bisa membaca situasi. Yang ia lihat dan yang ada dikepalanya hanyalah inovasi, ingin berbeda dari yang sebelumnya. Mempunyai sifat idealis dan ingin berinovasi dalam segala hal sangatlah baik. Tapi harus ditunjang dengan keahlian, pengalaman, pintar membaca situasi dan pintar mengambil kesempatan.
Selama 10 tahun tidak bekerja, bukan karena tidak ada pekerjaan. Tapi dia tidak mau memulainya dari hal kecil.

ليست هناك تعليقات:

إرسال تعليق

Featured Post

Synopsis Movie Hollywood , THE SCARS

Popular Posts