Setiap orang membutuhkan
kebebasan. Kebebasan dalam menentukan pilihan, kebebasan berpendapat dan kebebasan
berkarya. Namun kebebasan tersebut haruslah ada batasan-batasan sehingga tidak
menyinggung kebebasan orang lain. Karena kebebasan adalah hak setiap orang.
Tahun 1998 merupakan titik
awal dari era perubahan. Namun dalam perubahan tersebut dibutuhkan pengorbanan
dan kekuasaan. Karena perubahan tanpa kekuasaan dan pengorbanan adalah sia-sia
belaka. Kala itu warga Indonesia membutuhkan
perubahan karena sudah tidak tahan dengan pengekangan dalam berpendapat dan
dalam menentukan pilihan selama berpuluh-puluh tahun. Puncaknya terjadi kerusuhan
besar-besaran di bulan Mei tahun 1998, pembunuhan, pemerkosaan, penjarahan pada kaum
ethnis Tionghoa yang dipicu oleh keruntuhan ekonomi akibat dari krisis Financial
Asia atau yang dikenal dalam istilah moneter dan demo mahasiswa yang
menginginkan lengsernya pemimpin Negara yang dirasa sangat korup dan terlalu
otoriter, menewaskan 4 mahasiswa.
Film Sapu Tangan Fang Yin
merupakan sebuah gambaran kala kerusuhan di tahun 1998. Dimana warga Tionghoa disiksa,
dibunuh, diperkosa, toko-toko dijarah, dirusak kemudian dibakar oleh kaum
pribumi. Fang Yin adalah salah satu korban kebiadaban politik di negeri ini. Ia
adalah turunan Tionghoa yang mempunyai kekasih seorang pria pribumi. Dalam
tragedi kerusahan itu Fang Yin adalah salah satu korban pemerkosaan. Ia tidak
mampu melawan karena raganya tak mampu untuk bertahan. Berteriak meminta tolong
saja tidak ada yang membantu karena semua orang takut dengan keganasan pribumi
yang dibutakan oleh politik propaganda. Banyak kaum perempuan ethnis Tionghoa
yang menjadi korban pemerkosaan. Ada yang kemaluannya dihantam oleh benda
tajam, disiksa kemudian dibunuh. Tragedi yang terfokus di 3 kota yaitu Jakarta,
Surakarta dan Medan ini begitu sistematis sehingga diindikasikan sebagai
operasi militer. Hal itu mengingatkan pada peristiwa Kristallnacht yaitu
peristiwa penganiayaan dan pembunuhan massal terhadap kaum Yahudi secara
sistematis hampir diseluruh benua Eropa oleh pemerintahan Jerman_Nazi.
Tidak ada rasa saling
menghargai dan menghormati antar warga Indonesia saat itu. Semua dibutakan oleh
hawa nafsu. Politik yang berperan. rakyat diadu domba sehingga menimbulkan
banyak korban. Rakyatlah yang menjadi korban. Korban dari pihak-pihak tertentu
yang menginginkan perpecahan. Ethnis Tionghoa
sendiri saat itu sangat trauma bahkan banyak yang lari keluar negeri untuk
berlindung. Kemanakah mata hati masyarakat pribumi? Apakah tidak ada cara lain
untuk menyelesaikan permasalahan antar ethnis ini? Apakah karena ethnis Tionghoa
sebagian mendominasi perekonomian Negara Indonesia? Alangkah indahnya jika
dalam perbedaan terdapat satu tujuan yaitu perdamaian dan saling menghormati.
Karena setiap permasalahan dapat diselesaikan dengan kepala dingin. Lantas kemanakah
aparat Negara yang bertugas melindungi dan mengayomi rakyat Indonesia? Dimana Badan
Intelegen Negara? Yang dulu dikenal sebagai Badan Intelegen ABRI? Apakah ada
keterlibatan oknum dalam kerusuhan antar ethnis ini? Apakah politik harus
mengkambinghitamkan rakyat pribumi dan mengorbankan ethnis Tionghoa? Sungguh
ironis politik di negeri ini.
Walaupun kita banyak
perbedaan tapi tetap satu tujuan dengan
menjaga rasa toleransi antar sesama warga Indonesia. Mari kita sama-sama
memegang teguh sila kemanusiaan yang adil dan beradab demi tercapainya
persatuan Indonesia. Hilangkan diskriminasi dari muka bumi ini. Semoga film
Sapu Tangan Fang Yin dapat mencerahkan wawasan kita bahwa diskriminasi yang
berujung menghilangkan nyawa seseorang adalah perbuatan keji dan kita sebagai
rakyat agar lebih pintar, tidak terpancing oleh politik propaganda. Ada baiknya
sesama warga yang bermukim dibumi Pertiwi ini bisa saling menghargai dan berjalan
berbarengan diatas perbedaan. Dengan mencintai dan menghargai sesama warga
Indonesia berarti kita mencintai Negara Indonesia yang kaya akan keanekaragaman
budaya. Tetaplah memegang teguh semboyan Bhinneka tunggal Ika kemudian
implementasikan pada kehidupan sehari-hari agar terjaga kedamaian antar warga
Indonesia.
womanindonesia@gmail.comhttps://sites.google.com/site/insideindonesiasblogs/home/wanita-karier
lannynurani.blogspot.com
ليست هناك تعليقات:
إرسال تعليق